Ancrittt…. Makan apa semalam, bangun tidur
kok tiba-tiba perut mules-mules seperti
ditendang sama polisi huru-hara. Tanpa aba-aba dan komando dari jendral
meluncur dengan kecepatan penuh speed 500 cc, Jorge Lorenzo aja lewaattt….. wuissshh……. darruuraattt,
tanpa babibu langsung kekamar mandi, segera nongkrong di kloset tak perlu
berpikir panjang, alhaamduliillaahhhh…….. heehheee…
Puji syukur terima kasih tuhan engkau telah
memberikan rahmatMU, sehingga metabolisme ditubuh ini menjadi lancar. Secuil
tentang rasa syukur kita bagaimana mengaplikasikan rasa syukur dan ikhlas dalam
sekecil apapun, coba kita bayangkan seandainya saat kita tak bisa membuang air
besar apa yang akan terjadi pada dirikita ???
pasti kita dilarikan kerumah sakit terdekat dan akan mengeluarkan biaya
untuk berobat,duit lagii…..
Duduk sendiri termenung diteras rumah mencoba
meratapi dan mencari-cari apa yang telah saya makan tadi malam. Semalam habis
keluar dan nongkrong sama teman-teman sebelum pulang kerumah mampir dulu warung
lesehan makan “sego sambel” apakah ini menjadi penyebabnya pertarungan antara
malaikat dan syetan yang ada dalam perut sehingga memporak-poradakan makanan
dalam perutku. Ehhmm… bisa juga ini penyebabnya sehingga bangun tidur harus
jumpalitan lari kekamar mandi, padahal tadi malam sewaktu makan tidak masalah,
meskipun dengan sambel yang hampir memenuhi piring.
Kalau dipikir-pikir memang salahku semalam
makan sambel tak aturan padahal sudah diperingatkan sama temen-temen
“ojo akeh-akeh engko mules lho…” (jangan
banyak-banyak nanti mules lhoo…)
“Tenang ae ga usah kuatir awaku wes kebal
ambek pedes haahhaa…..” (tenang saja tidak usah kuatir badanku sudah kebal
dengan rasa pedas)
Yang maklumlah sayakan orang sedikit bandel
jadi susah untuk dibilangin, walaupun bandel
tapi saya tidak mau menrugikan orang lain heheeee…
Semalam makan sedikit banyak tapi sekarang
pagi sudah saya buang, jadi sia-sia ini makanan mubadzir. Kalau yang semalam saya makan jadi mubadzir
pasti hukumnya haram bisa-bisa Lombok/cabe
sama MUI diharamkan karena telah merugikan orang lain, sama halnya dengan hukumnya ganja
“haram” Kalau ganja dibuat campuran
makanan untuk menambah nafsu makan bagaiman hukumnya ??? Haram atau Halalkah
hukumnya ??? samahalnya dengan rokok MUI
telah menfatwa “haram” seandainya haram kenapa kok pabrik rokok tidak ditutup
sekalian ??? pasti banyak pegawainya yang masuk neraka karena bekerja ditempat
yang telah dijudge MUI “haram” dan yang
pasti saya sama Kyaiku akan masuk neraka
karena beliau merokok.
Setetes pengatuhan tentang halal dan haram
didalam alquran telah dijelas dengan gamblang, sesuatu yang diharamkan dalam
alquran pasti sudah tidak bisa dirubah/mutlak dan merugikan diri kita sendiri.
Label halal dan haram bukan suatu perkara yang mudah karena berurusan dengan
tiap individual setiap manusia. Seperti contoh kecil dokter juga bisa menjudge
gula“haram” untuk pengidap penyakit diabetes dan kecing manis, tapi gulakan
halal ???. Secara syariat gula memang dihalalkan bagi siapa saja tapi secara
hakikat diharam bagi pengidap diabetes dan kecing manis stadium 3/parah. Secara
syariat didalam al quran halal dan haram telah dijelaskan namun secara
hakikatnya halal dan haram tergantung tiap individual masing-masing asalkan
tidak menyimpang secara akidah islam dalam alquran.
Karena yang menentukan halal haramnya suatu
permasalahan bukan suatu lembaga islam bukan seperti MUI, lembaga organisasi
NU,Muhammadiyah, persis atau yang lainnya,
halal dan haram hanyalah kita sendiri yang menentukan sesuai dengan syariat dan
akidah islam. Alangkah baiknya jika
organisasi-organisasi islam memberikan solusi yang terbaik untuk umat islam
yang diseluruh Indonesia bagaimana cara keluar dari kesemrawutan bangsa yang
kita cinta ini bukan malahan mengurusi permasalah tiap individual manusia.
Turunnya islam dimuka bumi adalah sebagai penyelamat umat manusia untuk pribadi
kita masing-masing selamat didunia dan selamat di akhirat, bagi mereka yang
berpikir. MUI harus bisa mencari solusi atas permasalahan bangsa ini
mengumpulkan para penerus rosulallah, ulama,habib,kyai,cendikiawan muslim, ahli
agama, dll berkumpul mencari solusi yang
terbaik bagaimana mengatasi kemrosatan metalnya umat islam Karena gempuran era
globalisasi ini dengan cara yang bisa diterima oleh semua kalangan,madzab dan
aliran islam bahkan non muslim tanpa harus mengunakan kekerasan. MUI juga harus
bisa memberikan kemaslahatan untuk seluruh masyarakat Indonesia tak pandang
bulu dari golongan,agama,suku,rasa atau keyakinan apapun karena islam adalah
penyelamat seluruh umat manusia, islam
adalah rahmatan lil alamin yang sering diucapan almarhm KH.abdurahman wahid
(gus dur).
Karena setiap agama / keyakinan telah
memberikan jalan yang benar untuk setiap pemeluknya, beragama agama atau
tidak,bertuhan atau tidak itu terserah individual masing-masing, suatu lembaga keagamaan/keyakinan
tidak berhak mengurusi pribadi setiap orang karena itu sudah menjadi pilihanya
dan siap menanggung resikonya. Lembaga organisasi keagamaan harus mampu menjadi
paying bagi pengikutnya….. Jangan hanya beda agama/keyakinan kita terpecah
belah mudah terprovokasi karena oknum yang tak bertanggung jawab, meskipun kita
satu keyakinan perbedaan prinsip,pemikiran, madzab jangan sampai kita terpecah
belah, siapapun yang menganggap agamanya paling benar,aliranya paling
benar,golongannya paling benar dan apapun yang paling benar , yang menggap
dirinya paling benar ,orang itu justru tak mengerti apa-apa cobalah belajar
lebih dalam lagi tentang keyakinan kita masing-masing. Belajar lebih dalam lagi
kita pasti akan menemukan ternyata apa kita yakini dan pelajari bukan seberapa
melainkan hanya setetes rahmat tuhan yang diberikan kepada kita. Ibarat
gemercik ombak laut yang membasahi diri kita, padahal kita hanya berada
dipinggir lautnya, seakan-akan kita telah merasa basah karena berenang dan
mengetahui isi lautan yang terdalam.
“ Islam itu karya Allah, sedangkan syariat Islam adalah hasil penafsiran oleh
para ulama ”
pengeluaran togel
BalasHapuspaito warna
data togel
togel cambodia
paitowarna
faktor yang mempengaruhi permainan anda di togel online