Kamis, 23 Februari 2012

AADM (Ada Apa Dengan MUI)


Ancrittt…. Makan apa semalam, bangun tidur kok tiba-tiba perut mules-mules seperti  ditendang sama polisi huru-hara. Tanpa aba-aba dan komando dari jendral meluncur dengan kecepatan penuh speed 500 cc, Jorge Lorenzo  aja lewaattt….. wuissshh……. darruuraattt, tanpa babibu langsung kekamar mandi, segera nongkrong di kloset tak perlu berpikir panjang, alhaamduliillaahhhh…….. heehheee…
Puji syukur terima kasih tuhan engkau telah memberikan rahmatMU, sehingga metabolisme ditubuh ini menjadi lancar. Secuil tentang rasa syukur kita bagaimana mengaplikasikan rasa syukur dan ikhlas dalam sekecil apapun, coba kita bayangkan seandainya saat kita tak bisa membuang air besar apa yang akan terjadi pada dirikita ???   pasti kita dilarikan kerumah sakit terdekat dan akan mengeluarkan biaya untuk berobat,duit lagii…..


Duduk sendiri termenung diteras rumah mencoba meratapi dan mencari-cari apa yang telah saya makan tadi malam. Semalam habis keluar dan nongkrong sama teman-teman sebelum pulang kerumah mampir dulu warung lesehan makan “sego sambel” apakah ini menjadi penyebabnya pertarungan antara malaikat dan syetan yang ada dalam perut sehingga memporak-poradakan makanan dalam perutku. Ehhmm… bisa juga ini penyebabnya sehingga bangun tidur harus jumpalitan lari kekamar mandi, padahal tadi malam sewaktu makan tidak masalah, meskipun dengan sambel yang hampir memenuhi piring.

Kalau dipikir-pikir memang salahku semalam makan sambel tak aturan padahal sudah diperingatkan sama temen-temen
“ojo akeh-akeh engko mules lho…” (jangan banyak-banyak nanti mules lhoo…)
“Tenang ae ga usah kuatir awaku wes kebal ambek pedes haahhaa…..” (tenang saja tidak usah kuatir badanku sudah kebal dengan rasa pedas)
Yang maklumlah sayakan orang sedikit bandel jadi susah untuk dibilangin, walaupun bandel  tapi saya tidak mau menrugikan orang lain heheeee…   

Semalam makan sedikit banyak tapi sekarang pagi sudah saya buang, jadi sia-sia ini makanan mubadzir.  Kalau yang semalam saya makan jadi mubadzir pasti hukumnya haram bisa-bisa Lombok/cabe  sama MUI diharamkan karena telah merugikan  orang lain, sama halnya dengan hukumnya ganja “haram”  Kalau ganja dibuat campuran makanan untuk menambah nafsu makan bagaiman hukumnya ??? Haram atau Halalkah hukumnya ???  samahalnya dengan rokok MUI telah menfatwa “haram” seandainya haram kenapa kok pabrik rokok tidak ditutup sekalian ??? pasti banyak pegawainya yang masuk neraka karena bekerja ditempat yang telah dijudge MUI “haram” dan yang pasti saya sama Kyaiku akan masuk neraka  karena beliau merokok.

Setetes pengatuhan tentang halal dan haram didalam alquran telah dijelas dengan gamblang, sesuatu yang diharamkan dalam alquran pasti sudah tidak bisa dirubah/mutlak dan merugikan diri kita sendiri. Label halal dan haram bukan suatu perkara yang mudah karena berurusan dengan tiap individual setiap manusia. Seperti contoh kecil dokter juga bisa menjudge gula“haram” untuk pengidap penyakit diabetes dan kecing manis, tapi gulakan halal ???. Secara syariat gula memang dihalalkan bagi siapa saja tapi secara hakikat diharam bagi pengidap diabetes dan kecing manis stadium 3/parah. Secara syariat didalam al quran halal dan haram telah dijelaskan namun secara hakikatnya halal dan haram tergantung tiap individual masing-masing asalkan tidak menyimpang secara akidah islam dalam alquran.

Karena yang menentukan halal haramnya suatu permasalahan bukan suatu lembaga islam bukan seperti MUI, lembaga organisasi NU,Muhammadiyah, persis atau yang  lainnya, halal dan haram hanyalah kita sendiri yang menentukan sesuai dengan syariat dan  akidah islam. Alangkah baiknya jika organisasi-organisasi islam memberikan solusi yang terbaik untuk umat islam yang diseluruh Indonesia bagaimana cara keluar dari kesemrawutan bangsa yang kita cinta ini bukan malahan mengurusi permasalah tiap individual manusia. Turunnya islam dimuka bumi adalah sebagai penyelamat umat manusia untuk pribadi kita masing-masing selamat didunia dan selamat di akhirat, bagi mereka yang berpikir. MUI harus bisa mencari solusi atas permasalahan bangsa ini mengumpulkan para penerus rosulallah, ulama,habib,kyai,cendikiawan muslim, ahli agama, dll berkumpul  mencari solusi yang terbaik bagaimana mengatasi kemrosatan metalnya umat islam Karena gempuran era globalisasi ini dengan cara yang bisa diterima oleh semua kalangan,madzab dan aliran islam bahkan non muslim tanpa harus mengunakan kekerasan. MUI juga harus bisa memberikan kemaslahatan untuk seluruh masyarakat Indonesia tak pandang bulu dari golongan,agama,suku,rasa atau keyakinan apapun karena islam adalah penyelamat  seluruh umat manusia, islam adalah rahmatan lil alamin yang sering diucapan almarhm KH.abdurahman wahid (gus dur). 

Karena setiap agama / keyakinan telah memberikan jalan yang benar untuk setiap pemeluknya, beragama agama atau tidak,bertuhan atau tidak itu terserah individual masing-masing, suatu lembaga keagamaan/keyakinan tidak berhak mengurusi pribadi setiap orang karena itu sudah menjadi pilihanya dan siap menanggung resikonya. Lembaga organisasi keagamaan harus mampu menjadi paying bagi pengikutnya….. Jangan hanya beda agama/keyakinan kita terpecah belah mudah terprovokasi karena oknum yang tak bertanggung jawab, meskipun kita satu keyakinan perbedaan prinsip,pemikiran, madzab jangan sampai kita terpecah belah, siapapun yang menganggap agamanya paling benar,aliranya paling benar,golongannya paling benar dan apapun yang paling benar , yang menggap dirinya paling benar ,orang itu justru tak mengerti apa-apa cobalah belajar lebih dalam lagi tentang keyakinan kita masing-masing. Belajar lebih dalam lagi kita pasti akan menemukan ternyata apa kita yakini dan pelajari bukan seberapa melainkan hanya setetes rahmat tuhan yang diberikan kepada kita. Ibarat gemercik ombak laut yang membasahi diri kita, padahal kita hanya berada dipinggir lautnya, seakan-akan kita telah merasa basah karena berenang dan mengetahui isi lautan yang terdalam.

Islam itu karya Allah, sedangkan syariat Islam adalah hasil penafsiran oleh para ulama

1 komentar: