Sabtu, 14 Januari 2012

Delivery Order


Panasnya terik matahari yang tepat diatas kepalaku seakan membakar tubuh ini, dibanding kemarin matahari seakan-akan malu menampakan diri karena tertutup mendung yang menyelimutnya. Kupacu motor bututku meskipun tidak terlalu kencang masih bisa mengalahkan becak dan angkutan umum yang berjalan lambat bagaikan bekicot. Jalanan Ibukota metropolis yang semakin semrawut, kacau balau dan takberaturan, disudut jalan nampak petugas kepolisian hanya duduk manis diwarung sembari minum kopi dan mainan HandPhone, entah apa yang dilakukannya ??? dari wajahnya nampak kekesalan, mungkin kesal melihat para pengendara yang susah diatur atau lagi mempunyai masalah dengan sang istri/ rumah tangga. Setiap orang yang hidup selalu mempunyai permasalahan, apapun itu selalu ada jalan keluarnya, meskipun harus dengan kematian/bunuh diri itu salah satu jalan keluar yang terakhir. Nampak wajah kegelisahan dan kebingunan pak polisi itu semankin menjadi, entah apa yang menimpanya ??? apakah polisi itu bingung karena hari ini tak mendapatkan tilangan yang bisa menjadi kas pribadinya ??? yaaa.... sudahlah biarkan pak polisi bergelut dengan permasalahanya sendiri, karena sekarang pak polisi bukan abdi masyarakat tapi abdi Kapitalis/pengusaha yang bisa disewa sewaktu-waktu ”ada uang urusan lancar”.

Benar-benar gila panasnya hari ini seakan takmau kompromi seperti malaikat Izrail sang mencabut nyawa semua makhluk tanpa alasan apapun. Panas matahari ini mungkin sebabkan pemanasan global yang terjadi diseluruh dunia ini, efek dari tangan-tangan manusia yang selalu mengambil keuntungan pribadi tanpa mengindahkan efek sampingnya terhadap perubahan iklim dunia. Sejenak teringat kisah Penciptaan Nabi Adam A.S, dimana Iblis tidak mau sujud kepada adam meskipun diperitah oleh Illahi karen lebih mulya dari adam, sama hal juga seperti malaikat sempat protes kalau sekarang mungkin demontrasi kepada allah : “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”  Didalam Keyakinan agama kita terutama islam, bahwa kita ini khalifa dibumi ini, kita diberi kebebasan oleh Illahi berbuat senaknya kita sendiri, merusak bumi ini ??? atau menjaga & melastarikannya ??? itu terserah kita semua, monggo dipilih.........

Karena panas matahari yang menjadi kuhentikan motor bututku disebuah warung kaki lima dipinggir sungai yaaaa... lumayan bersih, warung yang teduh pohon-pohon yang rimbun. Sejenak melepas kepenatan keliling muter-muter mengirim pesanan seseorang, istirahat sebentar memanjakan diri sambil menyeruput es teh dingin dan kopi sueeggeeerrrrrrr......... tidak lupa teman setia yang selalu mendampingi “rokok eceran”. Ibu penjaga warung yang selalu sumringah menyambut kedatangan para pembeli, meskipun hanya mampir minum es,kopi atau beli rokok eceran, tak menyurutkan semangatnya untuk memberikan sebuah senyuman kepada sang raja”pembeli”. Obralan kecil selalu menemani ibu pejual ini, senda gurau,canda tawa dengan sesama pembeli membikin suasana menjadi kekeluargaan yang hangat meskipun sesaat, tak kutemukan wajah-wajah kebingungan,kegelisahan,keresahan, diwarung ini meskipun yang singgah diwarung ini penuh dengan keringat, bau matahari yang menyengat. Sebuah pemandangan yang bertolak belakang antara sipolisi dengan penghuni sesaat warung ini, padahalan kalau dihitung dari pendapatan perkapita sipolisi pasti lebih unggul daripada pemilik warung dan juga pembelinya yang kebanyakan tukang becak,sales, kurir,dll.
Satu rahasia kehidupan yang harus terpecahkan oleh kita semua untuk selalu tersenyum disetiap kondisi diri kita. Yup... selalu bersyukur apa yang sudah kita alami, terkadang itu pahit untuk kita, tidak semua kita mengucap syukur, banyak yang  menyerukan kata syukur “Allhamduliilah” apakah hanya sebatas ucapan. Hakikat syukur atau alhamdulillah itu kita tidak pernah mengeluh apapun yang terjadi pada dirikita meskipun itu pahit tak sesuai yang kita harapkan tapi inilah tingkatan maqam syukur yang tertinggi, tidak pernah mengeluh apapun yang terjadi, dalam pepatah jawa “Nrimo ing pandum”  tapi ingat jangan salah mengartikan, ini semua tidak terkait kebendaan/materi, hakikat dalam syukur terdapat didalam qolbu kita masing-masing. Monggo digatuknoo... sesuai tingkat dan pemahaman kita masing-masing ???

Waktu nampak tak bersahabat jam ditangan sungguh cepat jalannya dan isitarahatku harus kuakhir kuhabiskan minuman yang kupesan tanpa tersisa, segera kubayar apa yang aku tadi habiskan kepada ibu pemilik warung. Wajah yang sumringah penuh dengan kesederhanaan melepasku untuk meniggalkan warung yang hangat ini, ucapan terima kasih saling terucap dari diriku dan ibu pemilik warung dan plus dapat seuntai doa dari ibu pemilik warung “Hati-hati ya mas dijalan”, yang tidak pernah kita dapatkan jika nongkrong di mal atau plaza.    

1 komentar:

  1. Ini berdasar pengalaman pribadi y?..
    Btw Linknya sdh terpasang d info-lomba.com d tunggu kunjungan baliknya.. :-0

    Salam kenal

    BalasHapus