Sabtu, 28 Januari 2012

Bulan Haji, Bulanya Pak penghulu


Beberapa bulan yang lalu kepala ini benar-benar pusing tujuh keliling, bagaimana tidak pusing dalam sebulan, tiap minggu selalu mendapakan kiriman rezeki berupa undangan pernikahan, dalam seminggu ada 3 undangan dan di kali 4 dalam sebulan jadi 12 undangan dibulan dzulhijah /bulan haji/bulan besaran orang jawa menyebutnya !!!  huffttthh…… capek dee !!!! Seaindnya aku menjadi menjadi presiden dinegeri ini, akan kubuat bulan dzulhijah/ besar menjadi bulan khusus bulan pernikahan massal hahahaha….akan kuperbanyak penghulu dan membuat lowongan penghulu freelance khusus bulan dzulhijah/besar, semakin hari semakin ngawur efek 12 undangan dalam sebulan berimbas pada dompet, maaf kawan sedikit curcolll……


Bulan Dzulhijah/besar ada yang mengatakan bulannya orang kawin,bulan baik untuk melangsungkan pernikahan. Bulan dzulhijjah bertepatan dengan hari raya idul adha/ hari raya qurban, kita jelas semua tahu kisah Nabi Ibrahim A.S dan putranya Ismail A.S, sehingga terjadi Idul Adha yang kita rayakan kita semua terutama umat muslim sedunia, apapun madzabnya ataupun yang mengikuti Tarekat semuanya merayakan tanpa terkecuali. Hanya orang-orang yang mampu dalam segi financial diwajibkan untuk berkorban. Semua muslim pasti tahu apa makna dan hakikatnya dari Idul Adha dan hewan  kurban tersebut, karena kita sering mendapatkan kupasan-kupasan  tersebut dipengajian,majelis taklim,pesantren,dll.

Kembali lagi masalah pernikahan meskipun saya sendiri belum menikah(pengennn….!!!!) sedikit banyak pernah diberi pengertian tentang bab pernikahan  oleh seseorang telah kuanggap memiliki maqam tertinggi dalam islam. Undangan demi undangan kawinan kudatangin, ingin rasanya lari tapi  tak mungkin mereka yang kawin adalah teman-teman terdekat yang setiap hari bertemu gimana mau melarikan diri ???? satu hal pertanyaan yang sampai sekarang selalu terlontar “menhujam jantungku” halaaah kayak judul laguuuu “kapan nyusuuuuuuuul ???” ….. pertanyaan yang susah mencari jawabanya seperti sepasang malaikat mungkar-nangkir yang selalu menanyai kita didalam kubur.

Pernikahan suatu hal yang sakral didalam hukum islam nikah itu disunnahkan, tapi didalam sunnah terdapat kewajiban yang tidak boleh ditinggal yaitu menghidupi dan bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anak (keluarga). Sama seperti kita mempunyai hak untuk melakukan sesuatu tapi didalam hak ada kewajiban, contoh kita sholat/beribadah kepada tuhan itu merupakan hak perseorangan, sholat gak sholat itu hak kita sepenuhnya tapi kalau kita sudah berikrar,janji, mengucap dua kalimat syahadat kita telah memeluk agama islam dan mempunyai kewajiban yaitu harus sholat lima waktu. Bertuhan atau tak bertuhan itu hak sepenuhnya diri kita masing-masing, tapi bila kita  memeluk suatu keyakinan kewajiban kita harus mengenal tuhan dan eksitensinya karena itu dasar-dasar makrifat. Menyembah-NYA atau tidak pun derajat Tuhan takan pernah luntur sedikitpun, justru sebaliknya kita sendiri yang akan rugi. Bagaimanapun didalam hak kita selalu ada kewajiban, coba ditafakuri sendiri menurut keyakinan dan tingkatan masing-masing ???

Benar-benar terpojok hari ini, mimpi apa semalaman !! tiap kali datang keacara kawinan teman selalu ditanya,
“uda punya anak berapa ???”
“Nikah aja belum ??? “ jawabku
“Nunggu apalagi udah tua malu tuh sama umur, teman-teman semuanya uda nikah kamu sendiri kok belum ??? emange kamu cari seperi apa ??? “
“heeehee........” sambil garuk-garuk kepala susah cari jawaban apalagi contekan.
Hampir setiap teman lama yang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, selalu memberondong pertanyaan yang bertubi-tubi “kapan kawin....kapan kawin....kapan kawin...” dijawab seperti apa tetep salah, apa lagi diam tak dijawab tambah salah “mundur kena maju kena” dalam hatiku.

“ Tuhan, help me !!! apa yang harus kuperbuat “ doaku dalam hati disela-sela pembrondongan pertanyaan teman-teman, jadi mirip seperti napi yang duduk dikursi pesakitan menunggu vonis dari pak hakim.
“ bro, kenapa kamu koq belum nikah” tanya temanku.
“ ya... pengen seh !!! cepet-cepet kalau uda ketemu jodohnya” jawabku dengan lirih bagaikan raga berpisah dengan roh-NYA.
“ ada 2 alasan kenapa koq kamu belum menikah, 1. Homo dan 2. Impotensi, kamu pilih alasan yang mana broo” pertanyaan yang tak perlu dijawab olehku, teman – teman semua serentak tertawa.
“ woooooiiii...... bukan itu alasannya kenapa koq sampai sekarang belum nikah, sampai sekarang Tuhan belum mempertemukan sama jodohku” jawabku berapi-api.

Ada beberapa bagian yang telah menjadi tugas milik Tuhan, 1. Rejeki, 2. Jodoh, 3. Mati. 3 bagian menjadi rahasia setiap manusia hanya Tuhan yang berhak menentukannya. Pernah suatu saat diriku silahturahmi ke para guru-guru ngajiku dan meminta do’anya, untuk segera menemukanku dengan jodohku. Ternyata tidak semua orang bisa menjelaskan dan menerangkan  3 bab permasalah tersebut, manusia hanya diberi sedikit pengetahuan dengan tanda-tandanya 3 bab tersebut, kewajiaban kita hanya berusaha secara syariatnya dan hak tuhan yang menentukan secara hakikatnya. Coba bertanya kepada siapa saja tentang 3 bab tersebut, kepada syekh,ulama,kyai,ustad,mursyid,habib,dukun, paranormal, psikolog, peramal sampai kemakam-makam keramat tak ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena yang tahu hanya diri kita sendiri meskipun hanya secuil dengan diberi tanda-tandanya oleh Tuhan.
“ Inikah rejeki yang kuterima ???”
“kemana jodohku kok belum ketemu???”
“ kapan akan mati aku ini???”
Tidak akan pernah tahu rahasia tersebut, rahasia illah,penuh kegaiban yang akan menjadi nyata didunia ini dan sirna lagi dialam kelanggengan/akhirat. Acara pernikahan temanku begitu meriah dan ramai para tamu undangan dari pihak laki-laki dan perempuan, juga pihak tamu undangan kedua orang tua sesama mempelai. Kami berkumpul semeja dengan teman lama, pelbagai obrolan hangat melepas rasa kerinduan sejenak bersama teman lama yang jarang ada kesempatan bertemu. Berduyun-duyung para tamu undangan berdatangan memenuhi meja yang disediakan, membuat diri ini sedikit gusar dan memutuskan untuk kembali pulang meniggalkan teman-temanku yang barusan datang, aku rasa sudah cukup lama disini dan memutuskan untuk pulang sendiri.

Selepas pulang dari acara pernikahan teman ada sedikit rasa tak mengenakan karena ucapan teman-teman sewaktu menanyakan status, meskipun sedikit dongkol tapi berterima kasih kepada teman-teman lama karena mereka masih mempunyai sedikit perhatian kepadaku. Jodoh merupakan hal misterius yang tak bisa ketahui semua manusia kecuali atas izin-NYA dan kehendak-NYA, samahalnya dengan rezeki dan mati.Sedikit mengutip dari alquran tentang bidadari pendamping kita/istri,
"Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari." (QS. Ad-Dhukhan: 54)
"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah." (QS. Ar-Rahman: 72)
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (QS. Ar-Rahman: 70)

Bahwa sebenarnya bidadari surga itu ialah istri sendiri yang mendampingi kita sementara didunia dan akan mendampingi kita kelak di akhirat  bila berada disurga/neraka,tergantung sang suaminya. Mungkin saya mempunyai pemikiran sedikit berbeda tentang pernikahan, pernikahan hal yang suci, hal yang sakral, dimana bersatunya  jiwa istri kita melebur menjadi satu bersama sang suami, ikatan batin seorang istri dengan suami melebihi ikatan batin seorang ibu dengan anak. Ada pepatah jawa mengatakan istri itu “garwo”sigarane nyowo (separuh nyawa kita) yang melebur menjadi satu kesatuan dengan sang suami. Pernikahan itu merupakan “reikarnasi sebelum mati”dalam hal bathin/jiwa, saat hidup kita masih sendiri/bujang belum ada perubahan yang berarti namun setelah menikah kehidupan kita berubah tanpa kita sadari dan tanpa paksaan, entah berubah menjadi baik atau berubah menjadi lebih buruk.

Pernikahan salah satu bentuk contoh bahwa islam adalah agama penyempurna dimana terjadi transformasi materi dan spiritual, dimana sempurna didunia dan sempurna diakhirat/alam kelanggengan kelak, sempurna secara syariat dan sempurna secara hakikat untuk menuju makrifat-NYA karena itulah hakikat kesempurnaan diri. Dimana dalam ajaran agama lain jika ingin mencapai hakikat kesempurnaan diri tidak diizin untuk menikah, silakan ditafakuri sesuai tingkatan dan pemahaman masing-masing.


“Tuhan kirimkanlah bidadari surgaMU untuk mendampingiku dan menyempurnakan apakah yang aku yakini sesuai ajaran yang KAU ajarkan kepada kekasihMU Rosulallah SAW ” seuntai doa selepas tahajud.

4 komentar: